My Stories...
Setiap Hati Memang Selalu Punya Rahasia.....
Kamis, 13 September 2012
Welcome My Little Mujahidah
Aku telah menjadi ibu.
Dua bulan lebih sudah aku ngerasain yang namanya menjadi seorang ibu. Tepatnya pada tanggal 3 Juli 2012, putriku, mujahidah kecilku, yang aku dan suamiku beri nama Raneea Humaira Mujahidah, lahir dengan sehat dan selamat ke dunia.
41 minggu aku mengandungnya. Dan perjuangan ketika aku melahirkannya, semua terasa nggak ada apa-apanya ketika bidadariku hadir, nyata. Sampai sekarang, semua masih berasa kayak mimpi.
Ia terlahir sempurna, sehat, dan cantik. 2 bulan berlalu seiring pertumbuhannya pun diwarnai dengan kemajuan-kemajuan yang cukup mengagetkan untuk kami. Tubuhnya ndut dan lucu, wajahnya imut, rambutnya lebat, pokoknya sempurna.
Raneea, Aira... apapun orang memanggilmu.
Terkadang aku masih suka merenung. Mengapa Allah begitu sayang padaku? Mengapa Allah melimpahiku dengan kebahagiaan? Hidupku terasa lengkap, meski memang ada beberapa hal yang masih aku dan suamiku perjuangkan. Namun itu memang seperti yang seharusnya....
Apakah ini justru suatu ujian untukku? Apakah Aira adalah ujian terbesarku?
Aku menyayangi putriku, sangat menyayanginya. Tapi akupun harus ingat, Aira adalah titipan-Nya. Dia bukan milikku, tapi milik-Nya. Aku hanya harus menjaga amanah yang diberikan-Nya. Mendidiknya dengan sebaik-baiknya, mencukupi kebutuhannya, mengenalkannya kepada-Nya, dan membuatnya mencintai-Nya
Mungkin tidak mudah, mungkin banyak rintangannya. Tapi aku yakin, kalau semua dilakukan penuh sabar dan ikhlas, maka Mujahidah kecilku akan menjelma menjadi The Real Mujahidah nantinya. Amiiin.....
Yah, sekarang saatnya menikmati kelucuan demi kelucuan bayi mungilku ini. Yang kalau udah ngoceh lucu en ramenya minta ampun. Yang kalau udah senyum dan ketawa-ketawa manisnya naujubilah.... Hehe...
Jadi anak solehan ya nak.... Anak yang bisa menjadi kebanggan agama dan orangtua. Amin.....
Pokoknya, Bunda sayang Aira. Bunda akan kasih yang terbaik untuk Aira. :)
Sabtu, 30 Juli 2011
Keliling Sanggar Dan Butik Pengantin Di Jakarta (Part 2)
Sesuai dengan janji gue beberapa minggu lalu, gue akan me-review vendor-vendor kebaya dan tata rias pengantin yang udah gue kunjungi dalam beberapa bulan terakhir ini. Di postingan sebelumnya udah gue bahas Miarosa, Rumah Mode Yani’s, Sanggar Diamond, dan Berkat Kebaya by Devina Shanti.
Nah kali ini gue akan me-review Ancha Ady, Lace Butik, Anggun Busana, dan Sanggar Liza. Sekali lagi, harapan gue adalah semoga bisa sedikit membantu capeng-capeng lain diluar
Okelah kalau begitu, kita mulai dengan….
Butiknya ada di kawasan Cinere, nggak begitu jauh lah dari tempat tinggal gue yang di Jagakarsa. Jadi yaudah iseng-iseng gue, nyokap gue, adik gue, dianter sama sopir gue meluncur kesana.
Butiknya sendiri gabung sama salon. Jadi salonnya ada di lantai bawah, butik kebaya ada di lantai atas.
Dan penilaian gue tentang kebaya-kebayanya adalaaaah….. 9! Almost perfect! Semua koleksi yang dipajang di manekin bagus-bagus! Bikin gue kalap pada waktu itu. Hehehe… Untunglah waktu gue dateng itu
Gue naksir banget sama salah satu kebayanya yang warna ungu. Model ekor panjang menyapu lantai kira-kira satu meteran lah. Detil kebayanya gue agak lupa coz udah agak lama sih ya gue kesana. Pokoknya bagus banget intinya.
Dan seperti yang udah diduga, ketika si mbaknya naik ke atas dan nyodorin daftar harga, gue nggak terlalu kaget dengan nominal yang tertera. Untuk kebaya resepsi kisarannya 4,5-7,5 juta. Dan feeling gue, kebaya-kebaya di manekin itu pastilah menyandang harga paling tinggi (ada juga kebaya-kebaya di lantai bawah, yang sudah agak lama). Dan itu belum sama beskap pengantin pria yang kisaran harganya 1,5-3 juta. Waktu itu ownernya (Mas Ancha) emang lagi nggak ada di tempat, jadi gue nggak bisa tanya harga untuk kebaya tertentu.
Mereka juga sedian paket-paketan. Tapi didalamnya nggak termasuk para among tamu dan penerima tamu. Cuma busana dan make-up pengantin, dan busana para ortu. Beskap among dan rias among beda lagi. Hufh… belum ngitung aja udah capek hati.
Sementara untuk make-up pengantin 1x+aksesoris kena 5juta (ini harga tahun 2011 lho ya). Kalau ambil rias 2x (akad & resepsi) plus aksesoris itu kena 8 juta. Hmm.. sebenarnya untuk make-up sih nggak terlalu mahal dibanding sanggar lain. Hasil riasannya juga bagus-bagus dan halus. Tapi rias saudara, among dan penerima tamunya itu lho… mahal. Kena 350rb. Nah kalau 350x20 orang? Sama dengan banyak! Gue lebih prefer ke sanggar yang udah sediain paketan sama rias among dan penerima tamu. Karena among tamu mesti 10-12 pasang (mengingat banyaknya undangan yang hadir), dan penerima tamu minimal 6 orang. Jadi ya sudahlah, kita cari tempat lain. Bye bye kebaya unguuuuuu…. Hihihi….
Ini contoh riasannya.
Alamat: Jl.Cinere Raya No:21
Sebenarnya nggak banyak yang bisa gue ceritakan tentang butik ini. Karena waktu gue datang kesana, tempatnya udah tutup. Tapi meskipun begitu, kita tetap dipersilahkan masuk.
Dan pas masuk, ada anjing segede gaban yang nangkring di garasi. Hehehe… Anjingnya sih lucu banget, ga tau jenis apa, pokoknya kayak yang di film Hachiko gitu deh. Dia nyamper-nyamperin gitu kayak pengen kenalan (untungnya tuh anjing di rante), tapi namanya gue nggak pernah berinteraksi dengan anjing, jadilah gue cuma bisa memandangi dari jarak aman, berpikir kalau seandainya agama gue tidak menajiskan air liur anjing, dan berkhayal kalau seandainya yang namanya anjing ngga punya gigi (jadi gak bisa gigit).
Yeah, back to topic.
Gue dikasih liat beberapa koleksi kebayanya. Dan itu bagus banget. Meski kalau gue bilang sih, masih lebih bagus di AA. Tapi karena gue nggak liat semua koleksinya, cuma sekita dua atau tiga biji yang gue liat, so gue nggak bisa kasih penilaian. Yang jelas, mereka patok harga sewa kebaya diatas enam juta. Dan gue nggak tahu itu udah sama beskap atau belum.
Waktu gue kesana sih, gue nggak tahu harga riasnya berapa. Secara yang melayani gue waktu itu tidak tahu menahu (owner dan marketingnya udah pulang). Tapi beberapa hari kemudian gue sempet smsan sama ownernya, dan dia kasih harga 15 juta untuk sepasang busana pengantin dan riasnya. Dan itu cuma satu kali.
Helloooooooo, apa kabarnya penerima tamu, among tamu, baju ortu, rias ortu, dan lain laiiiin?? Dan emangnya gue cuma ganti baju dan rias sekali? Akad nikah, resepsi siang, dan resepsi malam… 3 kali bo’, 3 kali! Hiks…
Meskipun mungkin harga tersebut masih bisa ditawar, tetep aja starting harga segitu terlalu tinggi (buat gue, hehehe…). Dengan 3x rias dan ganti baju, serta tetek bengek among, penerima tamu dll bisa-bisa menyentuh kepala 4! Tidaaaaaaaaaaakkk!
Ya sutralah, gue menjelajah lagi ke butik lain yang lebih reasonable. Lagipula, butik ini spesialis modern/nasional deh. Sementara gue
Alamat: Jl. Saraswati Ujung no.7 Cipete Utara Jak-sel No.tlp 021-7200429/021-92871720
Butik ini letaknya sangat strategis, di Arteri Pondok Indah. Pokoknya kalo dari arah pondok Indah tinggal lurus lewatin lampu merah. Gampang banget deh tempatnya.
Nggak banyak juga yang bisa gue ceritain mengenai butik ini. Pertama, harga emang terjangkau. Nggak jauh beda sama Sanggar Diamond. Tapi nggak ada kebaya yang sreg di hati gue. Sementara riasannya juga (menurut gue) biasa banget. Tapi enaknya disana, ada kebaya buat para among tamu wanita. Sanggar lain
Alamat: Jl. Sultan Iskandar Muda no.20 Arteri Pondok Indah Kebayoran Lama Jak-Sel Tlp: 021-7294430/08158195365 (Nina)
Ini dia sanggar jagoan gue. Dari awal liat portfolionya gue udah tertarik. Banyak banget contoh riasan mereka di websitenya maupun di facebook (selalu up to date hampir setiap hari). Wajar, karena mereka kabarnya menangani 10-20 pengantin setiap bulannya. Beberapa seleb juga mempercayakan tata riasnya pada sanggar ini. Buat gue, itu aja udah jaminan kalau kualitas mereka nggak perlu dipertanyakan.
Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue mau pernikahan gue semi adat. Karena gue pakai adat sunda, jadi rasanya sanggar ini emang cocok dengan yang gue mau. Siger mereka bagus-bagus, dan terutama riasannya, cantik dan manglingin banget!
Terlebih lagi, mereka sediain paket komplit sama among dan penerima tamu. Pilihan paketnya pun banyak.
So, karena gue ada penambahan resepsi 1 x lagi (resepsi gue dari siang sampai malam rencananya), jadilah ada beberapa penambahan tetek bengek pula dari paketan yang kita ambil. Seperti baju pengantin dan tata riasnya, dan rias ibu. Tapi it’s ok, untuk sewa kebayanya mereka ga mematok harga terlalu tinggi (meski kita nggak bisa ambil sewa kebaya aja kalau nggak sama rias), jadi sanggar ini lebih reasonable dibanding yang lainnya, dengan kualitas yang (kata orang-orang) mantabh tenan.
Kalau bicara soal harga, emang sanggar lain seperti Diamond dan Miarosa harganya dibawah Sanggar Liza ini. Tapi sekali lagi, ini soal selera. Menurut gue Miarosa atau Diamond lebih ke nasional. Dan untuk koleksi kebayanya pun standar-standar. Sementara di Sanggar Liza, untuk pengantin Sunda mereka emang ‘megang’ banget. Dan kebayanya cantik-cantik! Meskipun untuk kebaya-kebaya yang super exclusive emang harus berani merogoh kocek lebih dalam, tapi menurut gue sih masih sangat reasonable dibanding butik lain (tapi sekali lagi, sanggar ini gak bisa sewa kebaya aja, mesti ambil paket riasnya minimal).
FYI aja nih ya, belakangan ini banyak kebaya koleksi terbaru dari Sanggar Liza. Coba liat di album-album fashion shownya. Dan kabarnya, Mbak Fitri sekarang ini lagi ngedesain kebaya beludru lagi. Hiks… apa tanggal pernikahan gue udur aja ya demi pake kebaya-kebaya terbaru itu? Hahahaha…
It’s oke, kebaya-kebaya yang gue pilih pun udah buagus-buagus kok, bikin gue makin nggak sabar pengen cepet-cepet hari H! Hahaaaayy…..! ^_^’
Insyaallah, inilah Sanggar pelabuhan gue. Hehe… mudah-mudahan nanti hasilnya emang sebagus yang orang bilang, dan nggak mengecewakan. Rencananya untuk akad, gue dirias sama Mba Reny. Dan riasan gue bongkar lagi untuk resepsi siang jam 2 (karena space waktu yang lumayan jauh makanya nggak di retouch) dan dirias sama Mba Fitri (pengen banget dirias sama tangan dinginnya Mbak yang udah terkenal jago ini). Untuk resepsi malamnya retouch sama Mbak Reny.
Seperti rencana, untuk resepsi siang gue pengen pake siger. Awalnya sempet ragu. Emangnya pantes ya yang berjilbab kayak gue pake siger? Apa nggak jadi ‘bagol’ tuh kepala? Hihihi…
Tapi setelah gue liat gambar pengantin lain, ternyata nggak masalah tuh. Malah di edisi majalah Noor bulan lalu, modelnya pakai Siger jilbab. Dan untuk menghindari ‘kebagolan’ ini kepala, gue pilih siger yang paling kecil. Hehehehe… pinter
Nih kayak gini pengantin made in Sanggar Liza. Gambar ini gue ambil dari blog salah satu kliennya SL (muup yah mbak...minta gambarnya. ^^).
sumber: http://lastminutegirl.blogspot.com/2011/01/wedding-review.html
Dan ini yang di majalah Noor:
Hahaha... gede amat gambarnya yak!
Oiya, untuk informasi aja, Sanggar ini juga menyediakan macam-macam upacara adat dan entertainment. Kayak Ngeyeuk Sereuh, Siraman, Sawer, Degung, Celempung, Gamelan, Organ Tunggal, Paket Penyambutan, tari-tarian, Lengser, MC, sampai Chamber Music. Pokoknya lengkap deh!
Alamat: Jl. J No. 7 & 29 Kebon Baru Tebet,
Okelah kalo begitu, sekian dulu reviewnya. Mudah-mudahan share sekaligus curhat colongan ini bisa bermanfaat buat para capeng.
Sekarang waktunya bismillah, jangan panik, tidur cukup, olahraga, nyalon seminggu sekali (halah!), dan yang paling penting menyiapkan ‘bekal’ untuk membangun bahtera rumah tangga. Bagaimanapun juga, sebuah resepsi itu hanyalah gerbang untuk kita melangkah ke kehidupan yang selanjutnya, yang mungkin akan penuh dengan ujian dan cobaan. Yang terpenting bukan kesuksesan dalam satu hari itu aja, tapi kesuksesan membangun keluarga yang sakinah mawadah warrahmah. Yah tapi kalo bisa semuanya mesti sukses donk…yang sehari maupun yang sepanjang hayat. Hihihi… teteeeeeepp! ^_*
Jumat, 10 Juni 2011
Keliling Sanggar Dan Butik Pengantin Di Jakarta (Part 1)
Fiuuuuuuuhh…. Lagi getol-getolnya pengen ngeblog nih. Eh sekalinya males, sampe berbulan-bulan nggak nengok blog. Hehehe…. Nggak apa-apa lah. Mumpung sekarang lagi ada mood dan nggak ada kerjaan *dasar pengacara*, jadi let’s goooooooo!
Kali ini gue lagi pengen nge-review vendor-vendor kebaya sekaligus penata rias untuk wedding. Karena siapa tahu aja postingan gue ini bermanfaat buat para capeng di luar
Meski sebetulnya agak capek, tapi buat gue ini sangat-sangat menarik dan pastinya akan berguna di kemudian hari. Pertama, karena gue emang seneng memilah-milah. Gue belum akan menjatuhkan pilihan sebelum gue mengubek seluruh sanggar yang ada di Jakarta. Meski banyak orang bilang, buat apa kesana-sini kalau sudah ada yang cocok, cuma akan bikin diri sendiri bingung. Yups, gue tidak membantah pernyataan tersebut, justru gue sangat membenarkan. Hehehe… Tapi emang dasarnya gue ini miss.Penasaran, nggak klop aja kalo belum menjelajah semua yang ada. Paling nggak, gue nggak akan nyesel dengan apa yang nanti gue pilih, karena memang udah melalui proses seleksi yang ketat dengan masing-masing poin kelebihan dan kekurangannya *apa siiih?*.
Dan satu lagi yang sangat tidak gue sesali, ini nantinya akan mempermudah gue kalau kelak gue buka jasa WO. Hahahaha… jangan tanya kapan cita-cita itu muncul ke permukaan, udah jelas gitu looooh!
Okey, kita mulai review satu persatu ya vendor kebaya yang sudah gue datangi.
Gue tau butik ini dari majalah Perkawinan yang nyokap beli. Dari gambar-gambar di majalah, kebayanya bagus-bagus banget, dengan model ekor panjang menyapu lantai gitu deh. Ngeliat alamatnya yang ternyata nggak begitu jauh dari rumah gue, maka ngacirlah gue dan my nyokap keesokan harinya kesana. Ini butik pertama yang gue kunjungi.
Pertama kali menginjakkan kaki disana, udah kecium banget deh betapa eksclusive-nya butik tersebut. Tempatnya etnik banget, dengan pintu kayu dan tangga kayu. Sejuk lah pokoknya.
Setelah melalui resepsionis, kita dibawa ke lantai atas tempat dimana kebaya-kebaya yang lebih eksclusive berada. Waktu itu, nama marketingnya mba Ernie, dan orangnya ramah sekali. Ngeliat kebaya-kebaya yang nangkring di manekin, air liur gue serasa ngeces. Mantabh banget bo’! Kebanyakan koleksi mereka dengan model ekor terpisah, dan panjang-panjang, penuh payet pula! Pas banget sama kebaya impian gue.
Tapiiii… dimana ada harga, disitulah ada rupa. Hehehe… Seperti yang sudah gue duga sebelumnya, harga sewanya dua langit! Tapi emang sih dengan harga segitu gue rasa cukup worth it. Mereka pasang harga 8,25 juta untuk sepasang busana resepsi. Itu belum termasuk yang lain-lain kayak beskap bapak, rias, dll. Sedangkan untuk paketannya starting 19 juta. Tapi karena gue nggak ngerasa sreg sama riasannya, jadi gue nggak bakal ambil harga paketan kalau jadi pakai kebaya dari mereka.
Keluar dari
Tapi eh tetapiiii…. ‘Petualangan’ gue
Alamatnya:
Kebaya: 8,5 Tata rias: 7 Pelayanan: 7,5
Ini butik kedua yang gue kunjungi. Beberapa kali sempat gue baca review, kalo sanggar ini kurang welcome dalam pelayanan. Seperti agak-agak dicuekin gitu karena mereka sangat sibuk. Maklum ya, mungkin kliennya emang banyak. Tapi pas gue datang kesana, nggak terbukti tuh. Kita dilayani dengan baik banget. Di meja bulat berisi sekitar 5 kursi gitu, dengan monitor di tengah-tengah meja yang bisa bikin kita leluasa ngelihat dekornya seperti apa, contoh riasan seperti apa, dan lain-lain. Jadi di sanggar ini kita bisa ambil paketan. Untuk catering, dekorasi, dokumentasi dll. Istilahnya, one stop wedding solution gitu lah. Dan dari gambar-gambar yang gue lihat, wuiiiiih… dekorasinya mantabh tenan jeng! Catering, dokumentasi, dll pokoknya perfect lah! Dan sekali lagi, ada harga ada rupa. Harga paketannya memang lebih mahal dari one stop wedding solution kebanyakan. Untuk 1000 orang itu mencapai 85 juta. Sementara rata-rata yang gue tahu, OSW lain yang dibawah mereka, rata-rata kisaran 50-70 juta untuk 1000 orang.
Ya sudah, gue concern ke busana dan tata riasnya aja. Dan harga paketan busana+tata rias disana jauh lebih murah daripada di Yani’s (dan juga sanggar-sanggar lain yang kemudian gue kunjungi). Starting 7,5 juta. Tapi itu cuma dapet untuk resepsi aja, sedangkan untuk akadnya nggak. Kalau mau nambah untuk rias dan kebaya untuk akad, nggak tau deh nambah berapa, tapi kebaya-kebaya disana itu harga sewanya kisaran 2-3 juta.
Tapi karena pada saat itu gue udah keburu ngeliat kebayanya RMY, jadilah kebaya-kebaya di Diamond gue pandang sebelah mata pada saat itu. Nggak gue buka-buka tuh lemarinya karena lihat kebaya yang dipasang di manekinnya aja, udah di bawah standar RMY. Padahal, kalau gue mau lihat dengan mata batin yang lebih jernih *hueeeks*, kebaya disana bagus-bagus! *sadar pas kunjungan kedua setelah keliling ke semua sanggar* Dan make-upnya juga bagus banget. Sayang, perias paling bagus disana itu bencuong. Bukannya gue menganggap rendah atau apa gitu ya. Tapi nggak sreg aja kalau dirias sama laki-laki *bencong
Pokoknya sanggar ini recommended banget, apalagi kalau untuk riasan nasional/modern. Selain harganya yang nggak terlalu mahal, kebaya-kebayanya juga bagus banget dan selalu up to date. Tiap gue datang kesana pasti selalu ada yang baru.
Nah ini dia alamatnya:
Jl. Amil Raya no. 60 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jak-sel. Tlp: 021-7943561, 021-7984746
Kebaya: 7 Tata Rias: 8 Pelayanan: 7,5
Seperti yang gue ceritakan pada postingan sebelumnya, gue jatuh cinta sama riasan sanggar ini ketika gue datang kesana dan buka-buka albumnya. Before-afternya itu loh, ga ada mirip-miripnya deh. Mereka bisa menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah. Yang mukanya penuh bekas jerawat bopeng-bopeng gitu bisa dibikin cantik abis bak model sama mereka. Itu yang gue lihat di albumnya loooooh! *perlu minta persenan nih sama ibu Samia hehehe…*
Tapi ya itu dia, waktu gue kesana sih kebayanya sama sekali nggak ada yang cocok. Biasa banget koleksinya. Malahan kayak usang gitu, dan ada beberapa yang nggak terawat. Gue nggak tahu, apa hanya itu koleksi mereka atau perlu janjian dengan Ibu Samia (ownernya) buat ngeliat koleksi kebaya eksclusive-nya? Nggak ngerti deh.
Tapi butik ini jadi second choice gue. Dan kalau emang gue pakai vendor ini nanti, mungkin cuma riasan aja yang gue pakai kalau emang kebaya-kebaya disana nggak ada yang lain lagi dari yang waktu itu gue lihat.
Untuk pelayanan, gue rasa mereka agak kurang. Mungkin karena waktu itu gue datang pas hari Sabtu, jadi rame pisan euy, nggak ke-handle deh. Sempet dicuekin tuh lama banget. Dan pas berhasil tanya, eh ngejelasinnya cepeeeeeeet banget kayak kereta api Jakarta-Bogor. Gue yang waktu itu udah keburu bete duluan gara-gara dicuekin jadi makin susah mencerna penjelasannya ke otak. Dan ngejelasinnya itu kayak buru-buru gitu deh, kayak pengen biar gue cepet-cepet pergi! *jadi suudzan
Tapi ga apa-apa lah, itu berarti lain kali kalau gue perlu kesana lagi, gue mungkin nggak akan pilih hari libur. Kalau sepi aja masih dicuekin, baru deh itu namanya TERLALUUUUUUUU!
Alamat Sanggar Miarosa: Jl. Bambu Duri 1 no.5 Jaktim 13430 Tlp: (021) 6814 4721, 0812 131 8871, 0878 8208 6243
Kebaya: 6 untuk yang ada di lemarinya, Tata Rias: 8, Pelayanan: 6
Nah, vendor kebaya yang ini pun pertama kali gue lihat dari majalah Perkawinan. Disitu yang jadi modelnya adalah Shireen Sungkar en Teuku Wisnu. Dan kebaya-kebaya yang dipakai itu bener-bener ciamiiiiiink! Full swaroski en bener-bener bagus baanget lah! Nggak usah ditanya lagi, gue pun jatuh cinta.
Beberapa hari kemudian gue cari alamatnya yang di Tebet, secara showroom yang di ITC Cempaka kejauhan dari tempat gue. Tapi sayang banget, pas sampai
alamatnya: -Quest Lounge: Jl. Tebet dalam Raya no. 51B Tebet Jaksel (sebelah dapur coklat) Tlp: 0817768734
-Show room: ITC Cempaka Mas Lt. V Blok NFC No. 173-176 Tlp: 021-92364725, 021-42884470, 081908822225
Kebaya: 9, Tata Rias: nggak tahu karena nggak tanya, Pelayanan: 6 untuk Quest lounge Tebet
Untuk sementara ini segitu dulu deh review-nya. Yang lainnya menyusul ya… Masih ada Sanggar Liza, Lace Butik, Ancha Ady, dan Anggun Busana. Sampai jumpaaaaaaaaaaaaah! ^_*
Kamis, 09 Juni 2011
Dilema Antara Sanggar Liza Dan Miarosa
Tapi sebetulnya kepanikan gue ini tidak beralasan sih. Karena meskipun undangan juga belum naik cetak (bahkan ortu belum ngedata nama-nama!), tapi kita udah nentuin vendor mana aja yang mau dipakai nanti. Dari mulai venue (yang ini nggak jauh-jauh dari rumah deh), catering, dekorasi, dokumentasi, sama tata rias dan busana. Itu semua adalah hasil 'ngider' gue sama nyokap gue berhari-hari (kecuali venue). Nggak terhitung udah berapa tempat kita satronin, berapa sanggar kita datangin, plus berapa nomor yang kita telponin. Dari Sabang sampai Merauke lah pokoknya *lebay*. Wajar donk, kita kan mau yang best of the best gitu loh, bagus, dan yang paling penting, sesuai sama budget kita. Hehehe...
Jadi sekali lagi, sebetulnya tidak ada alasan untuk panik. Jadi tinggal depe aja kalau nanti nggak ada perubahan.
Tapi yang namanya capengwati, nggak bisa kali ya kalo nggak resah dan gelisah *hahaaaay*. Adaaaa aja yang jadi bahan pemikiran. Dan salah satu yang paaaaaaaaaaaaling menyita kebimbangan gue adalah.... masalah penata rias dan busana!
Gue nggak tau apa capengwati2 lain mengalami nasib serupa dengan gue *dengan gaya drama queen*, tapi yang jelas ini satu-satunya yang paling bikin napas gue senen-kemis *once again, lebay*.
Sekali lagi, sama seperti capengwati yang lain, gue nggak mau pada hari pernikahan gue, wajah gue disulap jadi kayak lenong. Menurut gue, make-up itu, dan terkhususnya make-up pengantin, adalah untuk mempercantik sang pengantin donk, bukan sebaliknya *hya iyyalaaaaaaaaaaaah*. Dan akan jauh lebih bagus lagi kalau berhasil 'manglingi'. Gue nggak mau wajah gue yang udah standar ini akan semakin standar karena dirias dengan asal-asalan. No way!
Makanya untuk hal yang satu ini gue bener-bener selektif abis. Dan sejauh ini, pilihan hati jatuh kepada dua sanggar.
Pertama Sanggar Liza. Sebetulnya gue udah depe disana. Tapi jujur, hati ini masih agak ragu. Karena pertama, sebetulnya dengan harga segitu, masih banyak sanggar lain yang sama bagusnya. Dan ini jujur yang kedua, gue merasa kurang sreg dengan koleksi kebaya-kebayanya. Emang siiiih, terakhir kesana, gue udah nemuin kebaya-kebaya yang cocok. Tapi emang dasar plin-plan, ngeliat kebaya di website sanggar yang lain, jadi ngiler.... hiks.
Tapi ngeliat review dari klien-kliennya yang gue search di mbah google, sepertinya nggak ada yang nggak puas dengan sanggar ini. Dan menurut dua 'narasumber' terpercaya lainnya yaitu Mbak Desy dari Prima Photo, en Teh Susi dari Sulthan Decor, riasan mereka emang bagus banget. Gue percaya dong, secara mereka kan nggak dibayar buat promosi gituh, hehe... Dan gue kan pake adat sunda (meski nggak full adat, tapi resepsi siang gue maunya pakai siger), dan salah satu poin buat SL, sanggar ini emang 'megang' banget untuk adat sunda. Dari riasan sampai upacara adat seperti ngeuyeuk sereh, sawer dll mereka sedia. Meski untuk upacara-upacara seperti itu gue nggak pake. Cuma lengser dan degung show aja yang rencananya bakal diambil.
Dan untuk nama besar, mereka emang sudah nggak diragukan lagi deh. Coba aja lo buka mbah google, trus ketik 'sanggar rias pengantin', enter deh. Urutan pertama yang muncul adalah Sanggar Liza. Beberapa artis juga ada yang pakai jasa mereka. Jadi ya emang nggak diragukan lagi sih sepertinya. Ini contoh-contoh gambar yang gue ambil dari web-nya:
Dari foto-fotonya, kelihatan banget kan kalau make-upnya manglingin?
Dan pilihan kedua, Sanggar Miarosa. Untuk riasan wajah, gue akui sanggar ini teopebegete! Maksudnya, yang gue liat dari album-albumnya pas gue datang kesana yaaaaa. Tipe riasan mereka itu barbie banget lah. Modern gitu. Dan ini nggak masalah meskipun gue nanti pakai adat Sunda. Pokoknya pas kesana en liat-liat albumnya, gue bener-bener jatuh cintrong sama riasannya!
Tapiiiiiiiiii, kenapa ya pas gue liat koleksi kebayanya, kok nggak sesuai sama yang di share banyak orang? Yang gue liat sih kebayanya biasa banget. Apa karena yang dipajang di lemarinya itu bukan yang eksklusif ya? Emang sih kebetulan waktu itu gue nggak janjian sama ibu Samia-nya (yang punya sanggar), jadi mungkin gue cuma dikasih lihat kebaya-kebaya yang standarnya aja. Entahlah. Tapi yang gue baca di beberapa forum, mereka emang recommended banget. Dan dari foto beberapa orang yang pernah pakai vendor ini, keliatan kalau make-up dan kebayanya juga bagus (beda dengan kebaya-kebaya yang waktu itu gue liat). Ini contoh make-up yang gue ambil dari weddingku.com. Gambarnya emang nggak up to date, dan cuma sedikit. Kalau mau tahu lebih banyak emang harus datang ke sanggarnya langsung.
So, kalau bulan depan ada ultimatum dari my bokap untuk menekan budget, udah pasti gue langsung kontak ibu samia. Hmm... atau malah meskipun nggak ada ultimatum, gue yang plin-plan ini tetep kali ya bakal nyatronin tuh butik lagi *teteeeeeup miss.penasaran*.
Yah, kalau sudah begini, tinggal tunggu aja deh, hanya waktu yang bisa menjawab semua. Pada akhirnya gue pakai vendor yang mana, dengan kebaya yang mana, kita lihat saja di hari H.
Mudah-mudahan postingan ini bermanfaat bagi capeng-capeng lain yang sedang dilanda bimbang juga sehubungan dengan salah satu vendor diatas. Hehehe... Yang jelas dua-duanya sih recommended, cuma emang ada plus dan minusnya masing-masing.
Atau ada yang bisa kasih saran, sanggar mana yang lebih recommended? Pliiiiiis kalau ada yang udah pengalaman, tolong kasih masukan yaaaaaa.... :)
Senin, 06 Juni 2011
Alhamdulillah, Cerpenku Masuk Majalah Lagi!
Dan kali ini pun, meskipun kelihatannya sepele, tapi buat saya itu adalah sesuatu yang cukup patut untuk dibanggakan. Secara persaingannya ketat banget, gak tahu ada berapa ratus bahkan mungkin ribuan cerpen yang berhasil saya singkirkan untuk masuk dalam edisi 21 ini (25 April 2011-24 Mei 2011 cover: Mikha Tambayong). Yah, bangga dikit boleh dong, asal jangan sombong :P
Nah ini dia covernya.
Saya sangat bersyukur karena itu berarti karya saya layak untuk dibaca oleh orang banyak, dan dengan ini, saya jadi makin semangat dong tentunya untuk terus menulis dan menulis.
Sedikit curhat nih, cerpen tersebut sebetulnya sudah saya kirim ke redaksi melalui email, sekitar hampir dua tahun yang lalu. Yah pokoknya pas majalah Story baru muncul deh. Ngggak hanya satu cerpen saja yang saya kirim, tapi lima cerpen sekaligus, dengan lima judul yang berbeda (ini tips dari salah satu teman menulis saya yang mengatakan jika mengirim cerpen ke satu redaksi majalah, kalau bisa ‘nge-bom’ aja sekalian, karena hampir pasti, salah satu dari cerpen-cerpen yang kita kirim itu akan dilirik, dan syukur-syukur masuk kriteria.). Dan alhamdulillah, rupanya trik itu berhasil. Salah satu cerpen yang saya kirim akhirnya dimuat.
Terimakasih kepada Gusfajri, dan juga Senda Irawan, karena melalui mereka saya tahu kalau cerpen saya dimuat. Hehehehe… Karena pemberitahuannya lewat facebook pada waktu itu, sedangkan saya pada saat itu jarang sekali buka facebook lagi, jadi saya nggak tahu kalau redaksinya sudah men-tag notes review majalah Story edisi tersebut. Dan alih-alih yang punya wall yang baca, eh malah teman seperjuangan saya yang membaca pemberitahuan tersebut. Hehehe…. Sempat tidak percaya sih, tapi alhamdulillah setelah berjuang mencari majalahnya (waktu itu di toko-toko buku dan beberapa lapak belum datang edisi terbarunya), akhirnya dapat juga, dan menjerit kegirangan dalam hati ketika melihat daftar isi. Langsung deh kebet halaman 38. Dan benar saja, nggak salah lagi, itu cerpen saya! Hehehehe…. Cerpen yang sama persis seperti yang saya kirimkan, dan (herannya) tidak diedit sama sekali sepertinya.
Tentunya saya tidak berpuas diri sampai disini dong. Untuk saya ini sebagai pelecut, supaya saya menulis semakin giat lagi. Meskipun sekarang ini sulit rasanya berkonsentrasi terhadap novel yang tengah saya selesaikan *ehem, yang lagi sibuk nyiapin pernikahan gitu loh*, tapi terkadang menulis justru menjadi obat jenuh dan stress. Mengkonsentrasikan pikiran terhadap satu hal yang positif benar-benar saya rasakan sekali manfaatnya.
Terimakasih ya Allah, karena telah memberi saya kesempatan untuk menyalurkan bakat dan minat saya. Sebagai bentuk dari rasa bersyukur, saya ingin terus mengasah kemampuan. Dan semoga ini bisa menjadi sesuatu yang berkah, bagi diri saya sendiri, bagi orang di sekeliling saya, dan juga bagi banyak orang yang membaca tulisan saya kelak. Amin….