Hari pertama, saya dan rombongan dari PT.Jasa Trans Tirta yang terdiri atas satu bis besar, mengunjungi Kawah Putih Ciwidey. Perjalanan menuju kesana sedikit diwarnai ketegangan karena jalan yang menanjak dan berliku-liku (saya agak parno dengan jurang yang terdapat di sisi kanan jalan). Namun meski begitu, saya cukup menikmati perjalanan demi melihat deretan kebun-kebun strawberry sepanjang jalan Ciwidey. Sayangnya, kami tidak mampir. Saya berharap sih lain kali bisa mampir kesana, kalau ada kesempatan. J
Sekitar pukul 12 siang lewat, kami semua sampai di lokasi. Tapi, dari pemberhentian bis yang juga ramai oleh warung-warung dagangan, ternyata untuk mencapai lokasi Kawah Putih kami harus menyewa semacam angkutan (dikarenakan kondisi jalan yang tidak cukup lebar untuk bus) yang akan mengantar kami ke lokasi, yang berjarak sekitar 5 kilometer lagi. Setelah beberapa saat kami semua berkumpul dan rombongan demi rombongan lebih dulu meluncur ke atas dengan angkutan tersebut, tibalah giliran saya dan sekitar 12 orang lain dalam angkutan itu yang harus menyusul. Mobil melaju cepat menyusuri jalan aspal yang tak begitu lebar namun cukup mulus sekitar 10 menit. Dan selama 10 menit itu saya merasakan ketegangan. Bagaimana tidak, si sopir angkutan mengemudikan mobilnya cukup kencang! Bahkan beberapa kali saya seperti dibawa terbang. Huh, cukup memicu adrenalin.
Tiba di depan gapura Kawah Putih, kami semua turun. Sebelum masuk, kita sempat berfoto ria dulu lho. Hehe…
Cuaca yang gelap sempat membuat saya khawatir akan turunnya hujan. Saya kurang tahu, apa memang cuacanya disana selalu seperti itu, atau memang mendung. Tapi untungnya tidak turun hujan seperti yang saya khawatirkan.
Dari gapura Selamat Datang, ternyata lokasi Kawah Putih tidak jauh, bahkan sangat dekat! (Saya pikir tadinya harus mendaki gunung lewati lembah, kayak OST-nya Ninja Hatori J ).
Begitu kami mulai menuruni undakan yang menurun, kabut putih sudah nampak.
Dan setelah benar-benar tiba di bawah… Wooow…! Saya tak dapat berkata-kata. Subhanallah… puji saya dalam hati berulang-ulang, sambil menebarkan pandangan ke seantero, yang hampir semuanya tertutup kabut tebal.
Sambil mengagumi keindahan Kawah Putih, saya dan yang lainnya tak lupa berfoto-foto (teteeeep…). Saking gembiranya, hawa dingin yang menusuk tulang tak lagi saya rasakan. Tapi, udara disana memang benar-benar seperti di freezer, kayaknya kalau saya tidak terus bergerak, pasti saya akan beku (mungkin saja saya tidak lebay, hehe…). Kabarnya, suhu disana mencapai 4 derajat celcius. Untung saja saya membawa sweter yang lumayan tebal.
Anda tahu film Harrypotter? Berada di lokasi ini, saya jadi teringat Hogwarts dan dementornya. Hehe… benar-benar penuh kabut. Bahkan kabut tebal itu membuat saya tidak bisa melihat orang lain dalam jarak pandang yang jauh. Cuaca di tempat ini pun tak dapat ditebak. Sebentar gelap seperti mendung hebat, namun sebentar lagi terang. Dan begitu berulang-ulang.
Saya dan teman-teman tak begitu lama berada disana, hanya sekitar satu jam lebih mungkin. Tapi waktu yang singkat itu benar-benar berkesan untuk saya, karena bisa menyaksikan secara langsung keindahan alam yang menakjubkan. Saya jadi ingin kembali lagi kesana. Mengajak keluarga tercinta. Yah, mudah-mudahan saja suatu saat nanti….
cuit..cuit. jgn lupa betapa disana. hehehe
BalasHapushahahaha........
BalasHapus