Rabu, 05 Mei 2010

Dunia Untuk Akhiratku

Aku sadar, aku memang sangat pemalas. Maka aku harus melawan kemalasan itu dengan berbagai cara, karena aku tahu, Allah benci kemalasan.

Aku punya cita-cita yang tinggi. Sangat tinggi. Tapi bukan hanya cita-cita duniawi, tapi cita-cita untuk kehidupan akhiratku. Dan bagaimana caranya untuk mencapai cita-citaku itu? Tahap demi tahap harus aku lewati. Dunia ini jembatan untuk di kehidupan nanti. Aku tak ingin menyia-nyiakannya hanya dengan berdiam diri. Hidup terlalu singkat untuk hanya dilewati dengan biasa-biasa saja. Karena kamu akan menjadi biasa-biasa saja di mata-Nya.

Aku percaya, perbuatan sekecil apapun, pekerjaan sekecil apapun, amal sekecil apapun, pasti akan dibalas-Nya. Gak pernah ada yang sia-sia. Dan Dia pun hanya akan memberikan yang terbaik kapada mereka yang berusaha dengan usaha terbaik pula.

Aku selalu berdoa, agar diizinkan menjadi orang yang berguna untuk agamaku, bangsaku, dan saudara-saudaraku, terutama orang-orang yang aku cintai. Mungkin ada banyak cara. Lewat kata-kata, lewat perbuatan, atau lewat materi. Dan hal terakhir itulah paling sulit. Yah setidaknya begitu menurutku dalam masa-masa sekarang ini.
Dunia emang sebentar lagi mungkin bakal kiamat. Ada seseorang yang bilang, untuk apa kita mencari harta dunia? Sebentar lagi juga kiamat.
Yah, mungkin emang sebentar lagi kiamat, dan harta gak akan kita bawa ke liang kubur. Tapi aku melihat dari kacamata lain. Aku orang yang beragama, dan aku peduli pada agamaku, maka sudah seharusnya aku melihat kegunaan harta itu dari sisi kepentingan agamaku.

Mungkin nabi Muhammad memang hidup dalam kemiskinan. Dan ia benar-benar dimuliakan oleh Allah. Tapi Nabi Muhammad adalah rasul. Ia dilahirkan telah menjadi seseorang. Telah menjadi ‘siapa-siapa’ di mata-Nya. Sedangkan kita, dilahirkan sebagai manusia biasa, maka sudah seharusnya kita berlomba dalam kebajikan, dalam kebaikan. Berlomba dalam amal sholeh, tanpa ada sedikitpun riya atau kesombongan di dalamnya. Dan hanya Allah yang bisa melihat hal itu.
Riya dan kesombongan, serta lupa diri. Buat aku pribadi, kemungkinan itu besar sekali terjadi di diri aku. Namun seperti batu sandungan-batu sandungan lainnya, ketiga hal itu harus aku taklukkan. Karena justru disitulah letak derajat kita mungkin. Dan aku percaya, jika aku diberi kepercayaan oleh-Nya untuk memegang dunia, aka nada banyak manusia, orang-orang yang mencintaiku, yang akan selalu mengingatkan aku.
Hidup adalah pilihan. Allah memberi kita beberapa pilihan. Dan apapun pilihan kita, akan menjadi seperti itulah kita. Maka pilihlah hal yang baik-baik, dan yang paling penting, berusahalah untuk mewujudkannya.

Usiaku sekarang 25. Entah berapa lama lagi waktu yang tersisa buatku. Dan aku telah menyia-nyiakannya banyak sekali.
Aku hanya berharap, agar aku masih diberi kesempatan dan waktu. Sehingga aku bisa mewujudkan cita-cita akhiratku, lewat duniaku.

Sekian dulu deh curhatan saya. Kalau ada salah-salah kata, ya maklum aja namanya juga curhat…. Bukan pidato. Hehehe… Ingetin aja kalo ada salah2 kata. Yang baik dari Allah yang salah ya dari saya. Hehehe….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar