Rabu, 20 Mei 2009

"Jatuh Bangun Demi Klub Buku"



Pada hari Sabtu tanggal 09 Mei 2009, saya beserta dua orang teman saya dari Komunitas Baca Buku(Senda Irawan(founder KBB)& Wenti Zakiah), menghadiri acara World Book Day yang diadakan di Museum Mandiri Jl. Lapangan Stasiun No.1 Kota, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, kami mengikuti Talkshow yang mengusung tema “Jatuh Bangun Demi Klub Buku”.
Dengan Pembicara:
1. Pak Ucok(Perwakilan dari Teras Buku SMP Lab-School)
2. Hadi Patronussto(Indo Harry Potter)
3. Pandu Ganesa(Paguyuban Karl May Indonesia)
4. Ayu(Kick Andy)



Dalam talkshow itu, mereka masing-masing membagi pengalamannya tentang suka duka membangun Klub buku. Sharing tentang bagaimana awal mereka bisa membentuk suatu komunitas dan bisa bertahan hingga sekarang.
Seperti Bapak Pandu Ganesha dari Paguyuban Karl May Indonesia, awal dari terbentuknya Paguyuban itu sendiri adalah karena beliau dan teman-temannya yang sama-sama ‘menggilai’ karya-karya Karl May, memang sering mendiskusikan buku-buku Karl May itu sendiri. Hingga terbesitlah suatu niat untuk mencetak dan menerbitkan buku-buku Karl May di Indonesia yang telah raib dari peredaran. Dan kini mereka telah menerbitkan beberapa buku Karl May.
Juga ada Pak Ucok yang mengkoordinasi Teras Buku SMP Lab-School. Dalam kesempatan itu, ia mengajak salah satu muridnya yang bernama Seno, yang juga adalah anggota Teras Buku tersebut. Rupanya minat membaca dikalangan anak-anak SMP Lab-School sendiri cukup baik, meskipun masih sangat jauh dari yang diharapkan. Para murid masih saja memilih bermain PSP atau mendengarkan Ipod untuk mengisi waktu luang mereka. Minat membaca untuk anak seumur mereka pun sebaiknya diarahkan. Jangan sampai si anak membaca buku-buku yang tidak layak(mengandung unsur sara dan pornografi). Seringkali si anak memilih buku yang salah apabila tidak diarahkan dengan baik. Karena tak ada larangan bagi anak-anak di bawah umur untuk membeli buku-buku dewasa. Maka dari itu, kita harus menuntun mereka agar minat membaca itu tidak melenceng ke arah yang tidak baik karena bacaan yang tidak baik dapat merusak pikiran anak-anak yang masih muda.

Mereka juga membahas bagaimana cara agar suatu temu darat bisa berlangsung sukses.
Iming-iming sangat diperlukan untuk menarik para anggota agar mau datang ke suatu acara temu darat. Tawarkanlah apa yang menarik untuk para anggota. Di kota Jakarta yang serba macet ini, jarang sekali orang yang mau bersusah payah datang jauh-jauh hanya untuk mendengarkan suatu diskusi tanpa ada yang didapatnya. Mungkin ada beberapa gelintir orang yang bersedia, namun bisa kita hitung dengan jari. Anggota suatu komunitas yang sebenarnya berjumlah ribuan orang, pada saat temu darat, ternyata yang hadir hanya belasan orang bahkan kurang. Hal seperti ini sangat lumrah terjadi. Maka iming-iming memang sangat diperlukan. Tujuannya adalah agar dapat menarik para anggota hingga acara temu darat berlangsung meriah.

Namun buat saya, jawaban itu masih kurang memuaskan. Dimana rasa kebersamaan dan rasa saling bahu-membahu antar anggota komunitas apabila seperti itu?
Maka dalam kesempatan itu pun, saya sempat mengajukan pertanyaan kepada para pembicara(tepatnya, teman saya, Senda Irawan, yang mempunyai pertanyaan itu dan kemudian menugasi saya untuk bertanya). Yaitu bagaimana cara membangun loyalitas dalam klub buku itu sendiri?

Dan jawabannya sangat beragam. Seperti Bapak Pandu Ganesa, ada beberapa poin yang beliau sarankan. Yaitu:
1. Wikipedia
2. Konten: carilah bahan-bahan yang menarik untuk dibagikan kepada para anggota. Contohnya, bahan-bahan rohani, motivasi, dll.
3. Provokasi: para anggota perlu provokasi. Semisal, pada hari Kartini, share-lah berupa artikel yang memuat tentang perjuangan ibu Kartini yang sangat berkesan dan menyentuh. Maka anggota pun akan merasa tergugah.

Berbeda dengan jawaban dari Mas Hadi Patronussto. Ia memberikan dua poin. Pertama, yaitu perlakukanlah pengurus sebagai teman. Maksudnya adalah, perlakukanlah para pengurus tak hanya untuk kepentingan suatu komunitas. Kita juga bisa berbicara dan share dengan mereka tentang apa saja, hingga mereka merasa diperlakukan sebagai teman dan bukan hanya diperlakukan sebagai panitia atau pengurus saja. Dengan seperti itu, ikatan batin antar anggota akan lebih terjalin dengan harmonis dan rasa kebersamaan pun dapat tumbuh dengan baik.
Yang kedua adalah, regenerasi pengurus. Dengan adanya pergantian kepengurusan, maka semua orang akan merasa dilibatkan, dan rasa kebersamaan pun akan muncul.

Sementara Ayu dari Kick Andy menjawab, untuk membangun loyalitas dalam sebuah komunitas adalah, kita harus memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada para anggota. Misalnya tips-tips atau informasi apa saja yang berhubungan dengan komunitas. Maka seorang anggota akan merasa bahwa komunitas itu seperti suatu kebutuhan baginya.

Dan Pak Ucok menjawab, bahwa dalam untuk membangun loyalitas dalam suatu komunitas, maka seseorang harus diberi kepercayaan. Mungkin ini lebih kepada anggota kepengurusan. Berilah mereka kepercayaan dalam mengemban tugasnya. Namun bisa juga kepada anggota yang lainnya, beri mereka kepercayaan, misalnya sarankanlah kepada mereka untuk membuat sebuah resensi buku atau sebagainya. Sedangkan bagi klub buku yang anggotanya rata-rata anak remaja atau SMP, banyak-banyaklah melibatkan mereka. Karena anak-anak seusia mereka sangat senang sekali kalau dilibatkan. Itu akan membuat mereka merasa penting.

Ya, seperti itulah jawabannya. Buat saya dan teman-teman saya yang tergabung dalam Komunitas Baca Buku, tentunya jawaban dan saran-saran ini sangat bermanfaat sekali.

World Book Day yang ditetapkan pada tanggal 23 April 1995 oleh Konferensi Umum UNESCO di Paris, adalah perwujudan rasa hormat terhadap Shakespeare, Cervantes, Inca Garcilaso de la Vega dan Josep Pla yang meninggal dunia pada tanggal itu yang juga merupakan tanggal kelahiran Maurice Druon, Vladimir Nabakov, Manuel Mejia Vallejo and Hallddor Laxness. Perayaan WBD di Indonesia dimulai sejak tahun 2006. Tujuan diselenggarakannya WBD adalah untuk menyemangati masyarakat, terutama kalangan anak-anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.
Semoga minat membaca dunia khususnya di Indonesia semakin meningkat. Dan terima kasih kepada para komunitas-komunitas di Indonesia yang mendukung serta menggerakkan minat membaca di kalangan masyarakat.
Selamat Hari Buku Sedunia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar